BAB 1
HAKIKAT GEOGRAFI
Semester 1
A. Pengertian Geografi
Istilah
Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien
yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan
segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Beberapa definisi Geografi yang dikemukakan
para ahli geografi, antara lain sebagai berikut.
1.
Bintarto (1977)
Geografi adalah ilmu
pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifatsifat bumi, menganalisis
gejala-gejala alam, dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan
dan berusaha mencari fungsi dari unsurunsur bumi dalam ruang dan waktu. Di sini
dijelaskan bahwa geografi tidak hanya mempelajari alam (bumi) beserta
gejala-gejalanya, tetapi geografi juga mempelajari manusia beserta semua
kebudayaan yang dihasilkannya.
2.
Vernor E. Finch dan Glen Trewartha (1980)
Geografi
adalah deskripsi dan penjelasan yang menganalisis permukaan bumi dan
pandangannyatentang hal yang selalu berubah dan dinamis, tidak statis dan
tetap. Dari pengertian di atas Vernor & Glen menitikberatkan pada aspek
fisik yang ada di bumi yang selalu berubah dari masa ke masa. Contoh:
a.
Perubahan cuaca maupun iklim pada suatu tempat atau wilayah.
b.
Perubahan kesuburan tanah akibat dari proses erosi dan pelapukan yang
sangat tinggi.
3.
Hartshorne (1960)
Geografi adalah ilmu
yang berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang teliti, beraturan, dan
rasional tentang sifat variabel permukaan bumi. Dalam pandangan Hartshorne,
geografi adalah suatu ilmu yang mampu menjelaskan tentang sifat-sifat variabel
permukaan bumi secara teliti, beraturan, dan rasional. Contoh, seorang ahli
geografi setelah melakukan analisis kewilayahan mampu membagi suatu wilayah
menjadi beberapa satuan lahan yang potensial maupun lahan yang tidak potensial.
Pembagian ini didasarkan pada beberapa parameter kebumian yang sesuai dengan
syarat-syarat peruntukannya.
4.
Yeates (1963)
Geografi adalah ilmu
yang memerhatikan perkembangan rasional dan lokasi dari berbagai sifat yang
beraneka ragam di permukaan bumi. Dalam pandangan Yeates, geografi adalah ilmu
yang berperanan dalam perkembangan suatu lokasi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
yang ada di permukaan bumi dengan tidak mengenyampingkan alasan-alasan yang
rasional.
5.
Alexander (1958)
Geografi adalah studi
tentang pengaruh lingkungan alam pada aktivitas manusia. Dalam pandangan
Alexander inilah mulai dibahas tentang hubungan timbal balik antara aktivitas
manusia serta pengaruhnya terhadap lingkungan alam. Contoh, penebangan hutan
yang tidak terkendali oleh manusia mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan dan
penggundulan hutan, yang dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah
longsor.
6.
Karl Ritther (1859)
Geografi adalah suatu
telaah mengenai bumi sebagai tempat hidup manusia. Dalam kajiannya, studi
geografi mencakup semua fenomena yang terdapat di permukaan bumi, baik alam
organik maupun alam anorganik yang terkait dengan kehidupan manusia, termasuk
aktivitas manusia juga turut dibahas. Contohnya, sungai adalah bagian dari alam
anorganik yang mempunyai kaitan langsung dengan kehidupan manusia.
7.
Von Ricthoffen (1905)
Geografi adalah studi
tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun
berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara
gejala-gejala dan sifat tersebut.
8.
Paul Vidal de La Blace (1915)
Geografi adalah studi
tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung
bagaimana manusia mengelola alam ini.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya ilmu geografi
terpusat pada gejala geosfer dalam kaitan hubungan persebaran dan interaksi
keruangan.
Bila
kita perhatikan, terdapat suatu kesan bahwa definisi geografi selalu mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan dan tingkat keluasan ilmu geografi saat
definisi itu dikemukakan. Namun, jika dicermati lebih jauh terdapat suatu
kesamaan sudut pandang dari para ahli tersebut, mereka memandang permukaan bumi
sebagai lingkungan yang memengaruhi kehidupan manusia, di mana manusia
mempunyai pilihan untuk membangun atau merusaknya.
Persamaan pandang yang
lain adalah adanya suatu perhatian dari definisi geografi yang menelaah tentang
persebaran manusia dalam ruang dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya.
Jelaslah di sini bahwa kajian ilmu geografi yang paling utama adalah menelaah
bumi dalam konteks hubungannya dengan kehidupan manusia.
B. Konsep-konsep Geografi
10
Konsep Esensial Geografi
10
konsep esensial geografi menurut Seminar dan Lokakarnya Ahli Geografi tahun
1998
Banyak
para ahli yang memberikan konsep-konsep tentang geografi, sehingga perlu
dibentuk konsep dasar bagi perkembangan geografi di Indonesia.
Untuk itu, diselenggarakan Seminar dan Lokakarnya Ahli Geografi tahun 1998 yang menghasilkan kesepatan berupa 10 konsep esensial geografi, yaitu sebagai berikut:
Untuk itu, diselenggarakan Seminar dan Lokakarnya Ahli Geografi tahun 1998 yang menghasilkan kesepatan berupa 10 konsep esensial geografi, yaitu sebagai berikut:
1) Konsep
lokasi
Suatu
tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan dengan
harga. Misalnya:
a. Di
daerah dingin orang cenderung berpakaian tebal.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan dengan kuburan, terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena kebisingan dan pencemaran.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan dengan kuburan, terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena kebisingan dan pencemaran.
2) Konsep
jarak
Jarak
dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia cenderung akan
memperhitungkan jarak, Misalnya:
a. Harga
tanah akan semakin tinggi apabila mendekati pusat kota dibandingkan dengan
harga tanah di pedesaan.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak mengalami kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak mengalami kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.
3) Konsep
keterjangkauan
Hubungan
atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan sarana
transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki. Misalnya:
a.
Keterjangkauan, Jakarta – Biak (pesawat terbang); Bandung – Jakarta (kereta
api).
b. Daerah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah ini tidak akan berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh sarana transportasi.
b. Daerah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah ini tidak akan berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh sarana transportasi.
4) Konsep
pola
Bentuk
interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam,
hubungannya dengan pola persebaran, seperti sebagai berikut.
a. Pola
aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
5) Konsep
morfologi
Bentuk
permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas
manusia. Misalnya:
a. Bentuk
lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan
lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.
b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
6) Konsep
aglomerasi
Pengelompokan penduduk
dan aktivitasnya di suatu daerah, Misalnya:
a.
Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis, sehingga
timbul daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang besi tua, pedagang
barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
7) Konsep
nilai kegunaan
Manfaat suatu wilayah
atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang menggunakannya. Misalnya:
a. Daerah
sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Puncak antara Bogor
dengan Cianjur, banyak dijadikan tempat peristirahatan dan rekreasi.
b. Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan bagi nelayan atau karyawan/pegawai kantor.
b. Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan bagi nelayan atau karyawan/pegawai kantor.
8) Konsep
interaksi dan interdependensi
Setiap
wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan
dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam
bentuk arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain.
Misalnya: gerakan orang, barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain
seperti,
a.
Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
c. Pergerakan berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap pembaca atau pemirsa.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
c. Pergerakan berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap pembaca atau pemirsa.
9) Konsep
differensiasi area (struktur keruangan atau distribusi keruangan)
Suatu
wilayah kaitannya dengan wilayah lain. Wilayah di permukaan bumi memiliki
perbedaan nilai yang terdapat di dalamnya. Misalnya:
a.
Fenomena yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, seperti:
1. jarak dekat, jarak sedang, atau jarak jauh.
2. pemukiman padat, sedang, atau jarang
b. Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau tambak di pantai; dan padi di daerah yang relatif datar.
1. jarak dekat, jarak sedang, atau jarak jauh.
2. pemukiman padat, sedang, atau jarang
b. Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau tambak di pantai; dan padi di daerah yang relatif datar.
10) Konsep
keterkaitan keruangan (proses keruangan)
Suatu
wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau
adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial
penduduknya. Misalnya, jika dikaji melalui peta, maka terdapat konservasi
spasial (keterkaitan wilayah) antara wilayah A, B, C, dan D.
Sepuluh
konsep tersebut, sengaja dibuat untuk penyatu bahasaan pemikiran geografi,
semuanya merupakan awal dari memahami geografi. Dengan demikian, pendidikan
geografi mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi harus mencakup
sepuluh konsep tersebut, hanya materi yang diberikan sesuai dengan jenjang
pendidikannya.
Sumber
Waluya, Bagja. 2007. Memahami Geografi SMA/ MA Kelas X semester 1 dan 2.
Bandung: Armico. Jakarta
C. Pendekatan Dalam Geografi
1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan
keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan
eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi
dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan
proses (spatial processess) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. What?
Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur
2. Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur
Keruangan
tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
2.
Pendekatan kelingkungan
Pendekatan
ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada
lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan
kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk
sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam
pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geografi
berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang
membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region
lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi
antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.
Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena geofer.
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:
Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena geofer.
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:
(1)
fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan
manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam
sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut.
Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior
environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan
perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan
kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan
gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses
sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan
yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
(1)
mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah
longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk
mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di
lokasi itu.
(2)
mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam
mengelola alam di lokasi tersebut.
(3)
mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya).
(4)
menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang
ditimbulkan.
(5)
mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.( makalah kelompok
2 XG)
3.
Pendekatan Kewilayahan
dalam
pendekatan kewilayahan, yang dikaji tentang penyebaran fenomena, gaya dan
masalah dalam keruangan, interaksi antara variabel manusia dan variabel fisik
lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya.
pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya.
pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya.
Kesimpulannya:
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif- alternatif pemecahan masalah.
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif- alternatif pemecahan masalah.
D. Prinsip-prinsip Geografi
4 Prinsip Geografi:
1. Prinsip
Persebaran
adalah
prinsip geografi yang berkenaan dengan persebaran gejala di permukaan bumi yang
cenderung tersebar tidak merata.
2.
Prinsip Interelasi
adalah
prinsip geografi yang berkenaan dengan hubungan timbal balik (interelasi)
antara gejala yang satu dan gejala yang lainnya.
3.
Prinsip Deskripsi
adalah
prinsip geografi yang berkenaan dengan pemaparan (deskripsi) suatu gejala di
permukaan bumi baik melalui tulisan, tabel, diagram, peta, atau video.
4.
Prinsip Korologi (keruangan)
adalah
prinsip geografi yang berkenaan dengan kajian gejala, fakta, dan masalah
geografi ditinjau dari aspek persebaran, interelasi, dan interaksinya dalam
ruang (permukaan bumi) yang membentuk suatu integritas atau kesatuan tertentu.
E. Aspek Geografi
Willian Kirk
menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2, yaitu :
1.
Aspek Fisikal
Aspek fisikal geografi
meliputi :
a.
Aspek Topologi
Membahas hal-hal yang
berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas
area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
b.
Aspek Biotik
Membahas karakter fisik
dari manusia, hewan dan tumbuhan
c.
Aspek Non Biotik
Membahas
tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
2.
Aspek NonFisik
Aspek ini menitikberatkan
pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada aspek ini manusia
dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola
penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya.
Beberapa kajian pada aspek ini antara lain:
a.
Aspek Sosial
Membahas tentang adat,
tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
b.
Aspek Ekonomi
Membahas tentang industri,
perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
c.
Aspek Budaya
Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan
lain-lain.
d.
Aspek Politik
Misalnya membahas tantang kepartaian dan
pemerintahan.
F. Manfaat Ilmu Geografi
Banyak
sekali manfaat yang dapat diambil dari ilmu geografi. Secara umum manfaat
geografi ialah membantu dalam memahami kondisi negara sendiri dan memahami
dunia. Memahami negara sendiri karena dengan belajar geografi akan mengetahui
kelebihan dan kekurangan negara sendiri, baik keadaan alamnya maupun kondisi
manusianya, sehingga menumbuhkan perasaan nasionalisme. Selain itu, dalam
rangka otonomi daerah, keberadaan geografi sangat diperlukan untuk mengetahui
potensi daerahnya.
Memahami dunia sangat penting karena tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini sudah memasuki era globalisasi. Apa yang terjadi di belahan bumi lain akan segera diketahui, sehingga diperlukan pengetahuan tentang geografi negara lain. Misalnya, Perang Irak, Badai Katrina di Teluk Meksiko, dan Kerusuhan di Perancis. Selain itu, dengan mempelajari geografi akan mengetahui kelemahan dan kelebihan negara lain, yang menyangkut sumber daya alamnya maupun manusianya. Misalnya, dengan belajar geografi dapat diketahui bahwa Jepang merupakan negara miskin akan sumber daya alam, tetapi dari segi penduduknya memiliki kualitas yang baik, sehingga dapat dijadikan dasar untuk merencanakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara Jepang.
Memahami dunia sangat penting karena tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini sudah memasuki era globalisasi. Apa yang terjadi di belahan bumi lain akan segera diketahui, sehingga diperlukan pengetahuan tentang geografi negara lain. Misalnya, Perang Irak, Badai Katrina di Teluk Meksiko, dan Kerusuhan di Perancis. Selain itu, dengan mempelajari geografi akan mengetahui kelemahan dan kelebihan negara lain, yang menyangkut sumber daya alamnya maupun manusianya. Misalnya, dengan belajar geografi dapat diketahui bahwa Jepang merupakan negara miskin akan sumber daya alam, tetapi dari segi penduduknya memiliki kualitas yang baik, sehingga dapat dijadikan dasar untuk merencanakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara Jepang.
Kesimpulan
Manfaat Geografi:
1. Memetakan Persebaran
Fenomena Di Permukaan Bumi
2. Penentuan Lokasi Pertanian, Industri, dan Permukiman
3. Penentuan Lokasi Transmigrasi
4. Pengembangan Prasarana Transportasi
5. Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya
6. Membantu Menyelesaikan Masalah Sosial dan Kemasyarakatan
2. Penentuan Lokasi Pertanian, Industri, dan Permukiman
3. Penentuan Lokasi Transmigrasi
4. Pengembangan Prasarana Transportasi
5. Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya
6. Membantu Menyelesaikan Masalah Sosial dan Kemasyarakatan
G.
Ilmu Penunjang Geografi
1.
Geologi
adalah
ilmu yang mempelajari perubahan bentuk permukaan bumi akibat tenaga dari dalam
bumi (endogen: vulkanisme, tektonisme, gempa bumi),termasuk struktur, komposisi
dan sejarahnya.
2.
Geomorfologi
adalah
ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi serta perubahannya akibat
tenaga dari luar (Exogen: pelapukan, erosi, sedimentasi).
3.
Meteorologi
adalah
ilmu yang mempelajari atmosfer, yaitu tentang udara, cuaca, suhu, angin, awan,
curah hujan, radiasi matahari, dan sebagainya.
4.
Meteorologi
sangat
penting bagi informasi cuaca terutama untuk penerbangan, pelayaran, pertanian
dan industri.
5.
Hidrologi
adalah
ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan bumi/tanah, di bawah tanah;
termasuk sungai, danau, mata air, air tanah dan rawa-rawa
6.
Klimatologi
adalah
ilmu yang mempelajari tentang iklim dan kondisi rata-rata cuaca.
7.
Antropologi
adalah
ilmu yang mempelajari tentang manusia khususnya mengenai ciri, warna kulit,
bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya.
8.
Ekonomi
adalah
ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
9.
Demografi
adalah
ilmu yang mempelajari dan menguraikan tentang penduduk. Komposisi penduduk, dan
jumlah penduduk.
H.
Ruang Lingkup Geografi
Ruang
lingkup geografi tidak dapat dilepaskan dari aspek manusia dan lingkungannya.
Hubungan manusia dan lingkungannya dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan
wilayah dan persebaran dalam ruang.
Ruang lingkup studi geografi sangat luas, sehingga secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Ruang lingkup studi geografi sangat luas, sehingga secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Geografi
fisis (physical geographhy), yaitu geografi yang mempelajari aspek-aspek fisik
seperti batuan, mineral, relief muka bumi, atmosfer, cuaca, iklim, air serta
tumbuhan dan hewan.
2.
Geografi
sosial, yaitu geografi yang mempelajari aspek-aspek sosial, politik, ekonomi
dan budaya (antropogeography)
Menurut
Rhoads Murphey dalam bukunya “The Scope of geography”, mengemukakan tentang
tiga pokok ruang lingkup studi geografi, yaitu :
1.
Interaksi
antarmanusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu keanekaragaman
wilayah.
2.
Persebaran
dan keterkaitan penduduk di bumi dengan sejumlah aspek keruangan.
3.
Kajian
terhadap region dan analisis dari region yang mempunyai ciri khusus.
Menurut Hagget
(1968), ruang lingkup geografi dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Geografi
Ortodoks, yaitu kajian tentang suatu wilayah atau region dan menganalisa
bagian-bagiannya secara sistematik, misalnya untuk faktor manusia atau fisisnya
saja. Geografi ortodoks dibagi menjadi geografi sistematik, geografi regional,
geografi teknik, dan geografi filsafat.
2.
Geografi
terintegrasi (terpadu), yaitu suatu pendekatan dengan mengintegrasikan
elemen-elemen geografi sistematik (yang terdiri atas geografi fisikal dan
geografi manusia) dengan geografi regional (yang terdiri atas geografi regional
dan geografi kultur). Tiap analisis digolongkan menjadi dua segi, yaitu segi
teori dan segi aplikasi.
I. Objek Studi Geografi
Objek
studi geografi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu objek material dan objek
formal.
a.
Objek Material Geografi
Objek
material merupakan sasaran atau isi suatu kajian. Adapun yang termasuk objek
kajian geografi adalah fenomena geosfer terdiri dari atmosfer, cuaca dan iklim,
litosfer (lapisan batu-batuan), hidrosfer (lapisan air), biosfer (lapisan
kehidupan flora dan fauna), pedosfer (mempelajari ttg tanah) dan antroposfer
(lapisan kehidupan manusia yang merupakan “tema sentral” diantara sfera-sfera
lainnya).
b.
Objek Formal Geografi
Objek
formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah.
Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni
aspek keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (teritorial),
dan aspek waktu (temporal).
Dalam
mengkaji suatu permasalahan geografi, geografi fisis dan geografi manusia tidak
dapat dipisahkan. Bahkan masing-masing cabang geografi saling membutuhkan dan
saling melengkapi. Oleh karena itu, kajian geografi akan menyimpang dari
tujuannya apabila tidak terjadi konsep penyatuan dalam mengkaji permasalahan.
D.
Cabang-Cabang Ilmu Geografi
Objek
kajian dalam geografi sangat luas, karena meliputi segala sesuatu yang ada di
dalam bumi, di permukaan bumi, dan di ruang angkasa. Untuk memudahkan
mempelajari geografi, maka disederhanakan menjadi tiga cabang, yaitu geografi regional,
geografi fisik, dan geografi manusia.
a.
Geografi Regional
Geografi
Regional adalah geografi yang mempelajari kewilayahan atas dasar luas dan
sempitnya wilayah tersebut. Objek studinya dimulai dari yang paling luas sampai
yang paling sempit. Wilayah tersebut yaitu :
i. Realm
Geography (benua)
ii. Province Geography (kumpulan negara dalam benua)
iii. Regional Geography (negara)
iv. Group Geography (kumpulan daerah dalam negara)
v. Unit Geography (daerah kecil dalam negara)
ii. Province Geography (kumpulan negara dalam benua)
iii. Regional Geography (negara)
iv. Group Geography (kumpulan daerah dalam negara)
v. Unit Geography (daerah kecil dalam negara)
b.
Geografi Fisik
Geografi
fisik adalah geografi yang mempelajari tentang unsur-unsur alam asli. Geografi
fisik meliputi :
1.
Geomorfologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk muka bumi.
2.
Klimatologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim.
3.
Biogeografi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan di bumi.
4.
Oseanografi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang lautan.
5.
Geografi
tanah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanah.
6.
Geofisika,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat fisik bumi.
7.
Geologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan batu-batuan pembentuk muka bumi
secara keseluruhan, mulai dari dahulu sampai sekarang.
8.
Hidrologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang air tanah.
9.
Meteorologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang atmosfer/cuaca
10. Geografi matematik,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang luas, letak dan besar.
11. Geografi sumber daya,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang mineral dan barang tambang yang terdapat di
bumi.
12. Ekologi, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang adaptasi manusia dengan lingkungan baik fisik maupun
biologis.
13. Astronomi, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang perbintangan, misal untuk pertanian.
14. Zoologi, yaitu
ilmu yang mempelajari tentang hewan
c.
Geografi Manusia
Geografi
manusia adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
alam dengan manusia. Geografi manusia meliputi :
1.
Antropologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan manusia.
2.
Demografi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk.
3.
Geografi
sosial, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik
antara alam dengan manusia.
4.
Geografi
desa-kota, yaitu ilmu yang mempelajari tentang desa dan kota.
5.
Geografi
ekonomi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keadaan ekonomi di suatu tempat.
6.
Geografi
politik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang politik di beberapa wilayah
geografis.
7.
Geografi
sejarah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sejarah di suatu wilayah
geografis.
8.
Geografi
militer, yaitu ilmu yang mempelajari tentang aspek militer ditinjau dari
kondisi geografinya.
9.
Paleontologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang fosil.
10. Arkeologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang kepurbakalaan.
11. Sosiologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang kemasyarakatan.
BAB 2
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
A. Proses Terjadinya
Bumi
B. Pangea dan Gondwana
C. Karakteristik Perlapisan Bumi
D. Teori Terbentuknya Kulit Bumi
E. Gejala Lempeng Tektonik Kaitannya dengan Persebaran
Gunungapi dan Gempa Bumi Ringkasan
B. Pangea dan Gondwana
C. Karakteristik Perlapisan Bumi
D. Teori Terbentuknya Kulit Bumi
E. Gejala Lempeng Tektonik Kaitannya dengan Persebaran
Gunungapi dan Gempa Bumi Ringkasan
BAB 3 TATA
SURYA DAN JAGATRAYA
A. Tata Surya (The Solar System)
B. Jagat Raya
Semester 2
BAB 4
DINAMIKA LITOSFER DAN PEDOSFER
A. Dinamika Perubahan Litosfer
- Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar yang terdiri dari batuan
- Kevariasian bentuk muka bumi disebabkan oleh proses endogen yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun, serta proses eksogenik yang berasal dari luar dan memiliki sifat merombak
- Kandungan senyawa kimia yang paling banyak dalam litosfer yaitu oksida silikon (SiO2)
- Penapang bumi, lapisan-lapisannya :
- Lapisan atmosfer (lapisan udara) : Tebalnya 1000 km
- Lapisan litosfer (kulit bumi) : Tebalnya 60 km yang terdiri dari :
- Kesimpulan :
- Lapisan litosfer terluar terdiri dari SiO2 dan Al2O3 atau sial
- Lapisan litosfer terdalam terdiri dari senyawa kimia SiO2 dan MgO atau sima
- Batas antara lapisan sial dan sima di dalam permukaan bumi tidak teratur
- Di antara inti bumi dengan kulit bumi terdapat lapisan batuan
- Inti bumi dinamakan barisfer/nife. Terdiri dari susunan logam nikel dan logam ferum
- Lapisan yang menyelubungi barisfer disebut mantel (bersifat padat). Batas antara mantel dengan kerak bumi dinamakan lapisan moho
- Proses terjadinya batuan dan klasifikasinya :
- Batuan beku : Dari magma yang mengalami proses pendinginan, kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuannya :
- Batuan beku dalam : Pembekuan terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginanya sangat lambat, mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna serta kompak (struktur plutonik). Batuan beku dalam disebut juga batuan abisis. Contohnya : Granit, diorit, sienit, dan gabro
- Batuan beku korok/gang/hipabisis : Sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam (struktur porfiri). Contohnya : Granit, porfiri, porfiri sienit, dan porfiri diorit
- Batuan beku luar/effusive : Magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuan cepat sekali. Sehingga dapat terbentuk hablur. Contohnya : Riolit, trahit, andesit. basalt
- Batuan sedimen :
- Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran (pelapukan) oleh cuaca, kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin, atau gletser dan diendapkan di tempat lain
- Menurut proses terjadinya :
- Batuan klastik/mekanik : Gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung, melalui air hujan lalu diangkut oleh arus sungai dan kemudian diendapkan di daerah hilir dalam bentuk pasir yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal. Hanya proses mekanik. Co : batu breksi, batu konglomerat, pasir, tanah liat
- Batuan kimiawi : Terbentuk melalui proses kimiawi. Co : Batu kapur, stalaktit, dan stalakmit
- Batuan organis : Penumpukan (akumulasi) sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Co : Batu karang
- Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya (medianya) :
- Sedimen akuatis : Diendapkan oleh air. Co : Batu pasir, tanah liat
- Sedimen aeolis (aeris) : Diendapkan oleh angin (udara). Co : Tanah loss, tanah pasir
- Sedimen glasial : Diendapkan oleh gletser. Co : Batu-batu morena
- Berdasarkan tempat diendapkan :
- Sedimen teritis : Darat. Co : Batu tuf, batu pasir, tanah loss
- Sedimen marine : Laut. Co : Batu karang, batu garam
- Sedimen fluvial : Sungai. Co : Pasir, tanah liat
- Sedimen limnis : Danau/rawa. Co : Tanah rawa, tanag gambut
- Sedimen glasial : Es. Co : Batu morena
- Batuan metamorf : Batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat tekanan dan suhu yang sama-sama meningkat. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Batuan metamorf termik (kontak) : Akibat kenaikan suhu. Co : Batu pualam (marmer)
- Batuan metamorf dinamik (kinetis): Akibat adanya tekanan dari lapisan di atasnya dalam waktu yang lama. Co : Batu tulis (sabak)
- Batuan metamorf kontak pneimotolotik : Akibat adanya penambahan suhu disertai menyusupnya unsur-unsur batuan lain (zat lain). Co : Turmalin, topas
- Tenaga endogen bermacam-macam :
- Tektonisme
- Vulkanisme
- Seisme (gempa bumi)
- Tektonisme :
- Perubahan letak lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dengan arah horizontal dan vertikal
- Menurut kecepatan geraknya :
- Epirogenesa : Perubahan letak lapisan bumi yang gerakannya lambat pada wilayah yang luas
- Positif : Gejala turunnya daratan sehingga seolah-olah air laut naik
- Negatif : Gejala naiknya daratan sehingga seolah-olah air laut turun
- Orogenesa : Gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang relatif sempit. Terjadinya pegunungan dan lipatan
- Gerak horizontal : Bergerak 1 arah dan tertahan oleh lapisan lain akan membentuk lipatan di permukaan bumi. Puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan lembah dari lipatan disebut sinklinal
- Gerak vertikal : Menghasilkan bentuk muka bumi yang berupa patahan
- Vulkanisme :
- Peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung berapi & pergerakan magma dari dalam perut bumi ke permukaan
- Terdiri dari 2 macam :
- Intrusi magma : Aktivitas magma yang tidak sampai ke permukaan bumi. Akibatnya :
- Batolit, dapur magma yang luasnya lebih dari 100 km2
- Lakolit, magma yang menyusup diantara 2 lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkay sehingga cembung, sedangkan alasnya rata
- Sill, lapisan magma tipis yang menyusup di antara batuan lapisan, bentuknya pipih
- Intrusi korok (gang), magma yang menyusup menerobos lapisan batuan
- Apofisis, semacam intrusi korok, namun lebih kecil, merupakan cabang dari gang
- Diatrema, magma (batuan) yang mengisi pipa letusan (pipa kawah)
- Ekstrusi magma :
- Aktivitas magma yang sampai ke permukaan bumi, menghasilkan gunung api. Hasilnya yaitu erupsi
- Dilihat dari bentuknya :
- Erupsi sentral : Gerakan magma yang keluar dari sebuah saluran magma. Menghasilkan bermacam-macam bentuk gunung api yaitu :
- Gunung api perisai : Erupsi bersifat efusif, bahan yang dikeluarkan hanya berwujud cair. Hanya cembung sedikit halnya perisai. Co : G. Kilauea, G. Maunaloa
- Gunung api maar : Erupsinya bersifat eksplosif, bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magma dangkal & sempit. Berbentuk seperti cekungan dengan tanggul di sekitarnya. Co : Danau kelakah di lereng gunung lamongan
- Gunung api strato : Akibat erupsi yang bersifat campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus-menerus
- Erupsi linier : Erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah memanjang. Co : Erupsi gunung api laki di pulau Eslandia
- Erupsi areal : Erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena dapur magma letaknya dekat sekali ke permukaan bumi.
- Berdasarkan kekuatannya :
1. Erupsi efusif : Proses
erupsi gunung api yang berupa ledakan lemah
2. Erupsi eksplosif :
Erupsi gunung api yang berupa ledakan kuat
Faktor
yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api :
§
Derajat
kekentalan magma
§
Tekanan
gas magnetik
§
Kedalaman
dapur magma
Jenis
tipe letusan gunung api :
§
Tipe hawaii : Lavanya cairan encer,
tekanan gas dan dapur magmanya sangat dangkal. Berbentuk perisai
§
Tipe stromboli : Lavanya
cairan encer, tekanan gasnya sedang. Letusan terjadi berupa semburan gas yang
membawa magma dengan disertai bom dan lapili. Co : G. Stromboli
§
Tipe merapi : Lavanya kental,
sumber magma sangat dangkal, tekanannya gasnya rendah
Penyebab
gunung api meletus : Tekanan di bawah tanah bertambah hingga memaksa magma naik
dan keluar melalui retakan pada permukaan bumi. Magma yang memancar melalui
permukaan bersama batu, debu, dan gas disebut lava
Tanda
gunung api akan meletus :
§
Suhu
sekitar kawah naik
§
Sumber
air banyak yang mengering
§
Sering
terjadi gempa vulkanik
§
Sering
terdengar suara gemuruh dari dalam gunung
Menurut
wujudnya, material yang dikeluarkan oleh letusan gunung api :
§
Padat (eflata) :
0. Bom
: Eflata yang berukuran besar
1. Lapili
: Eflata dengan ukuran kecil seperti kerikil
2. Pasir vulkanik
: Eflata sebesar batuan pasir
3. Abu vulkanik
: Eflata halus berupa debu yang dapat terbang sampai ratusan km
4. Batu apung
: Batuan porous (berongga) berasal dari buih magma yang terlontar keluar dan
cepat membeku
§
Cair :
0. Lava
: Aliran magma yang sampai ke permukaan bumi dan suhunya sangat tinggi
1. Lahar
: Lumpur panas yang merupakan campuran lava dnegan air dan bercampur dengan
materi-materi dipermukaan bumi
§
Gas :
0. Gas nitrogen
1. Gas karbondioksida
2. Gas karbonmonoksida
Pengaruh
menguntungkan dari erupsi gunung api :
§
Menyuburkan
tanah
§
Daerah
penangkapan hujan
§
Objek
wisata
§
Bahan
galian
Pengaruh
merugikan dari erupsi gunung api :
§
Berbagai
material, berbahaya dapat mengancam jiwa dan harta
§
Bom,
lapili, dan pasir vulkanik, merusak bangunan rumah, jembatan, ladang
§
Abu
vulkanik, mengganggu penerbangan, pemandangan menjadi gelap
§
Aliran
lava dan lahar, merusak apa saja
§
Awan
panas, membunuh penduduk, hewan, dan tumbuhan
Daerah
gunung api :
§
Sirkum pasifik : Kep.
Aleut - semenanjung kamsyatka - Kep. Jepang - Taiwan - Filipina - Sangir Talaud
- Sulawesi Utara - Halmahera - Papua - Selandia baru - Peg. Andes
§
Sirkum mediterania : Laut
mediterania - Peg. Atlas - Kaukasus - Himalaya - Arakan Yoma - Busur dalam dan
busur luar di Indonesia
- Gempa bumi :
- Gerakan/getaran di permukaan bumi yang berasal dari lapisan-lapisan bumi
- Berdasarkan peristiwa yang menyebabkan :
- Gempa tektonik : Gempa yang disebabkan gerakan tektonik berupa retakan/patahan. Terkuat, areal luas
- Gempa vulkanik : Gempa yang terjadi karena letusan gunung api. Kurang kuat, hanya terasa di daerah sekitar gunung tersebut
- Gempa runtuhan (terban) : Runtuhnya atap gua yang terdapat dalam litosfer seperti gua kapur, dan terowongan tambang
- Berdasarkan bentuk episentrumnya :
- Gempa linier : Berbentuk garis (linier), gempa tektonik umumnya gempa linier. Sebab "patahan" sudah tentu merupakan suatu garis
- Gempa sentral : Berbentuk titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan
- Berdasarkan letak/kedalaman hiposentrumnya :
- Gempa dalam : 300-700 km
- Gempa menengah : 100-300 km
- Gempa dangkal : Kurang dari 100 km
- Berdasarkan jarak episentrumnya :
- Gempa dekat (lokal) : Kurang dari 10.000 km
- Gempa jauh : Lebih dari 10.000 km
- Istilah yang berkaitan dengan gempa :
- Seismologi : Ilmu tentang gempa
- Hiposentrum : Pusat gempa di dalam bumi
- Episentrum : Tempat di permukaan bumi/permukaan laut tepat di atas hiposentrum. "Pusat gempa dipermukaan bumi"
- Gelombang gempa :
- Gelombang longitudinal/gelombang primer : Gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui lipatan litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per detik. Gelombang yang pertama kali tercatat pada seismograf
- Gelombang transversal/gelombang sekunder : Gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dengan kecepatan 4-7 km per detik
- Gelombang panjang : Gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan kurang dari 3.5 km/detik dan merupakan gelombang perusak
- Seismograf : Alat pencatat gempa
- Seismogram : Hasil pencatatan gempa oleh seismograf
- Pleistoseista : Garis pada peta yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat di sekitar episentrum
- Isoseista : garis yang menghubungkan titik-titik pada permukaan bumi dimana intensitas gempanya sama
- Homoseista : Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami/mencatat gelombang primer pada waktu yang sama
- Makroseista : daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terberat akibat gempa, dibatasi oleh pleistoseista
- Alat pencatat gempa (seismograf) :
- Seismograf horizontal
- Seismograf vertikal
- Menentukan skala gempa :
- Skala Omori : Dengan 7 tingkatan kekuatan
- Skala Richter : Charles Francis Richter
- Pengaruh positif gempa bagi kehidupan :
- Mengetahui jenis mineral yang ada di dalam bumi
- Mengetahui struktur lapisan kulit bumi
- Menentukan jenis konstruksi bangunan
- Pengaruh negatif gempa bagi kehidupan :
- Bangunan roboh/ambruk
- Terjadinya kebakaran, karena terjadi sambungan pendek aliran listrik
- Terjadi banjir, karena bendungan/tanggul yang bobol
- Saluran pipa air dan gas putus
- Terjadinya tsunami (gempa di dasar laut)
- Sarana & prasarana transportasi rusak
- Distribusi barang & jasa terhambat
- Tenaga eksogen bermacam-macam :
- Erosi
- Sedimentasi
- Erosi :
- Proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
- Menurut kecepatannya :
- Erosi geologi : Suatu bentuk erosi dimana proses pengahancuran tanah relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan alam
- Erosi yang dipercepat : Erosi dimana proses penghancuran tanah lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya. Mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, sehingga lahan kritis makin meluas
- Menurut zat pelarutnya :
- Erosi air : Disebabkan oleh air, baik di dalam tanah, permukaan maupun sungai. Dibedakan menjadi :
- Erosi percikan : Disebabkan percikan air hujan
- Erosi lembar : Terjadi pada lapisan tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi tidak subur
- Erosi alur : Terjadi pada saat air mengalir
- Erosi parit : Lereng yang terkena erosi membentuk parit yang cukup dalam
- Erosi angin (deflasi) : Disebabkan tenaga angin, biasa terjadi di gurun
- Erosi es/glasial : Disebabkan oleh massa es yang bergerak
- Erosi air laur (abrasi) : Disebabkan oleh gelombang laut (erosi morena)
- Bentuk tanah sebagai akibat erosi :
- Cliff : Pantai terjal & berdinding curam sebagai akibat abrasi
- Relung : Cekung yang memiliki dinding cliff
- Dataran abrasi : Hamparan wilayah daratan akibat abrasi
- Ngarai : Lembah yang dalam
- Batu jamur : Batu yang disebabkan erosi angin
- Sedimentasi :
- Proses pengendapan batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es
- Digolongkan menjadi 3 jenis :
- Sedimentasi fluvial : Proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk lahan hasil sedimentasi fluvial :
- Delta : Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
- Bantaran sungai : Daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai/pada kelokan dalam sungai sebagai hasil endapan
- Sedimen eolis (terrestrial) : Di daerah gurun/pantai
- Sedimen marin : Proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di sepanjang pantai. Bentukan alam dari sedimen marin :
- Beach/bisik : Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika swash membawa muatan sedimen
- Bar : Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan arus laut
- Tombolo : Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama
B.
Dinamika Perubahan Pedosfer
- Pengertian tanah : Bagian dari lahan yang tersusun dari bahan-bahan anorganik dan organik.
- Pengertian lahan : Permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair dan gas.
- Komponen tanah :
- Udara
- Mineral
- Bahan organik
- Air
- Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah :
- Waktu
- Topografi
- Bahan induk
- Organisme
- Iklim
- Profil tanah :
- Horizon O: lapisan bahan organik.
- Horizon A: tanah mengalami pencucian.
- Horizon B: tanah mengalami penimbunan.
- Horizon C: Lapisan Bahan Induk Tanah.
- Horizon R: lapisan batuan induk.
- Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
- pH tanah
- Kandungan mineral
- Bahan organik
- Keremahan tanah
- Manfaat tanah :
- Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
- Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
- Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
- Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
- Jenis tanah :
- Tanah aluvial = tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai. Persebaran tanah aluvial di Indonesia terdapat di
- pantai Timur Sumatra
- pantai Utara Jawa
- sepanjang Sungai Barito
- sepanjang Sungai Mahakam
- sepanjang Sungai Musi
- sepanjang Bengawan Solo.
- Tanah andosol = tanah yang berasal dari abu gunung api. Persebarannya terdapat di: Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera dan Minahasa.
- Tanah regosol = tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Terdapat di Bengkulu, pantai Barat Sumatra, Jawa, Bali dan NTB.
- Tanah kapur = tanah yang terjadi karena hasil pelapukan batuan kapur dan sifatnya tidak subur. Terdapat di Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
- Tanah litosol = tanah yang terbentuk dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna.
- Tanah argosol (tanah gambut) = tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam sampai coklat. Terdapat di Kalimantan, Sumatra dan Papua.
- Tanah grumusol = tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
- Tanah latosol = tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Jens tanah ini sering disebut tanah merah yang banyak dijumpai di daerah pegunungan. Tanahnya berwarna merah sampai kuning. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Kalimantan Tengah, Sumatra Barat.
- Degradasi lahan sering disebut lahan kritis. Ciri-ciri lahan kritis:
- Penutup vegetasinya kurang dari 25%.
- Tingkat kemiringan lebih dari 15%.
- Terjadi gejala aerasi lembar (sheet erosion).
- Terjadi gejala erosi parit (gully erosion).
- Dampak degradasi lahan terhadap kehidupan :
- Akibat proses erosi yang merupakan penyebab lahan tanah menjadi tidak subur, karena lapisan top soil hilang.
- Produktivitas pertanian menurun sehingga pendapatan petani berkurang.
- Terjadi banjir.
- Menurunnya kemampuan lahan untuk menyerap air tanah.
- Terganggunya ekosistem makhluk hidup.
- Lahan Potensial dan Lahan Kritis
- Lahan potensial adalah lahan yang secara fisis kimiawi dan ekonomi cukup menguntungkan, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
- Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur pertanian yang baik.
- Faktor Penyebab Terjadinya Lahan Kritis : Penyebab meluasnya lahan kritis atau degradasi lahan di permukaan bumi yaitu akibat proses alam dan perilaku manusia dalam memanfaatkan lingkungan.
- Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat proses alam yaitu:
- erosi,
- tanah longsor,
- pencucian tanah.
- Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat perilaku manusia misalnya:
- perusakan hutan,
- pertanian sistem ladang berpindah,
- kegiatan pertambangan terbuka,
- sistem pertanian di pegunungan yang tidak menggunakan terassering (sengkedan).
- Upaya pencegahan dan penanggulangan lahan karitis :
- Reboisasi atau penghijauan adalah penghutanan kembali tanah-tanah hutan yang gundul dengan ditanami tanaman keras. Tujuan reboisasi yaitu memulihkan kembali daya serap tanah terhadap air, sehingga proses aerosi dapat diperlambat.
- Penghijauan adalah penanaman kembali tanah yang gundul. Jenis tanaman yang digunakan dalam progam penghijauan misalnya: turi, cengkeh, jambu monyet, petai, kayu manis, nangka , kluwih, karet dan durian.
- Sistem penanaman searah garis kontur (countur ploughing) adalah penanaman tanaman yang searah atau sejajar dengan garis kontur. Menurut R.L. Cook (1962) menyatakan bahwa penanaman secara kontur sangat sesuai bagi tanah-tanah yang memiliki kemiringan 3–8% akan tetapi kurang efektif pada tanah yang memiliki kemiringan kurang dari 3% atau lebih dari 8% sampai 25%.
- Sistem terassering atau sengkedan. Cara ini digunakan untuk mengurangi laju air yang mengalir di permukaan bumi.
- Lahan yang kemiringannya lebih dari 45o harus dijadikan areal hutan lindung.
- Pembuatan lorak-lorak mati berupa lubang pada akhir guludan tanah agar air mengalir tertampung pada lubang itu dan meresap ke dalam tanah, sehingga proses erosi dapat dihindari
- Pergiliran tanaman (croprotation) adalah suatu sistem bercocok tanam pada sebidang tanah yang terdiri dari beberapa macam tanaman yang ditanam secara berturut-turut pada waktu tertentu.
- Pemulsaan (mulching) adalah menutupi permukaan tanah dengan sisa-sisa tanaman. Sisa-sisa tanaman yang biasa digunakan untuk pemulsaan yaitu jerami. Menurut Dj. Greenland dan R. Lal dalam Soil Conservation and Managment in the Humid Tropic, New York 1977. dengan dilakukan pemulsaan konservasi air dalam tanah dapat diperbaiki, jumlah pori-pori yang dapat menginfiltrasi air meningkat dan evaporasi yang berlebihan dapat dikurangi.
- Klasifikasi Kemampuan Lahan :
- Kelas I
- topografi hampir datar,
- tingkat erosi kecil,
- mempunyai kedalaman efektif (solum) yang dalam,
- drainase baik,
- mudah diolah,
- kapasitas menahan air baik,
- tidak terancam banjir.
- Kelas II
- lereng landai,
- struktur tanah kurang baik,
- ancaman erosi lebih besar,
- terancam banjir.
- Kelas III
- lereng miring dan bergelombang,
- drainase kurang baik,
- peka terhadap erosi,
- kapasitas menahan air rendah.
- Kelas IV
- lereng miring/berbukit,
- kapasitas menahan air rendah,
- peka terhadap erosi,
- sering banjir.
- solum dangkal,
- Kelas V
- topografi relatif datar,
- tergenang air,
- biasanya tanah berbatu,
- tidak sesuai untuk lahan pertanian.
- Kelas VI
- lereng agak curam,
- ancaman erosi berat,
- tanah berbatu-batu.
- Kelas VII
- terletak pada lereng curam,
- erosi sangat kuat,
- solum dangkal,
- untuk padang rumput/hutan produksi terbatas.
- Kelas VIII
- lereng sangat curam,
- kepasitas menahan air rendah,
- berbatu-batu,
- harus dihutankan.
BAB 5 DINAMIKA PERUBAHAN ATMOSFER
A. Struktur Lapisan Atmosfer dan
Pemanfaatannya
- Pengertian atmosfer : Berasal dari bahasa Yunani, yaitu atmos (uap) dan shpaira (bola/bumi). Jadi, atmosfer mempunyai pengertian selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi
- Komposisi atmosfer : Atmosfer terdiri dari berbagai macam gas. Ketebalan atmosfer mencapai 10.000 km dari permukaan laut. Makin tinggi, lapisan udara makin tipis. Dalam keadaan kering susunan udara adalah sebagai berikut :
- Nitrogen = 78,08%
- Oksigen = 21%
- Karbondioksida = 0,03%
- Manfaat Atmosfer Bagi Kehidupan :
- Untuk melindungi bumi dari jatuhnya batuan meteor
- Memantulkan gelombang radio/TV
- Filter sinar ultrviolet matahari
- Tempat terjadinya gejala cuaca seperti hujan, angin, awan
- Cuaca dan Iklim :
§
Cuaca adalah rata-rata keadaan udara pada suatu saat di suatu
tempat. Ilmu yang mempelajari cuaca dinamakan meteorologi.
§
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada tempat yang luas dan
dalam waktu yang lama (10–30 tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut
klimatologi.
Unsur-unsur
Pembentuk Cuaca dan Iklim :
0. Suhu
1. Kelembapan
2. Curah hujan
3. Angin
4. Tekanan udara
5. Penyinaran matahari
Suhu
§
panas
dinginnya udara.
§
Alat
pengukur suhu disebut termometer.
§
Pada
umumnya suhu di permukaan bumi dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya panas
matahari.
§
Faktor
yang mempengaruhi banyak-sedikitnya panas yang diterima bumi antara lain:
1. Sudut datang matahari
2. Lamanya penyinaran
3. Awan
4. Keadaan tanah
5. Angin dan arus laut
6. Relief bumi.
§
Pemanasan
udara dibedakan atas:
1. Langsung
§
Absorbsi:
penyerapan radiasi matahari.
§
Refleksi:
pemantulan sinar matahari.
§
Difusi:
penghamburan sinar matahari.
2. Tidak langsung
§
Konduksi:
penerusan energi.
§
Konveksi:
pemanasan udara secara vertikal.
§
Adveksi:
pemanasan udara secara horizontal.
§
Turbulensi:
pemanasan udara yang tidak teratur.
Kelembapan
§
Kelembapan/lengas
udara: jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Alat pengukur kelembapan
disebut higrometer.
§
Jenis
kelembapan :
§
Kelembapan relatif/nisbi: perbandingan jumlah uap air yang
dikandung dengan jumlah maksimal uap air yang dapat dikandung pada suhu dan
tekanan yang sama.
§
Kelembapan mutlak/absolut: jumlah uap air setiap 1 m3udara
(gram/m3).
Curah hujan
§
Curah
hujan: banyaknya hujan yang jatuh.
§
Faktor
yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia
0. Terletak di daerah
tropis.
1. Banyak terdapat
pegunungan tinggi.
2. Terletak di antara dua
samudera.
3. Dihembus angin muson
barat.
§
Jenis-jenis
Hujan :
0.
Hujan Zenithal (Hujan Konveksi). Hujan yang disebabkan
karena uap air naik secara vertikal. Hal ini disebabkan karena adanya pemanasan
matahari dalam jumlah besar sehingga udara renggang kemudian uap air naik
biasanya terjadinya di daerah tropis (equator).
1.
Hujan Orografis (Hujan Gunung). Hujan yang terjadi di
lereng gunung.
2.
Hujan Frontal (Hujan Depresi). Hujan yang terjadi pada
bidang front, yang mana masa udaranya panas naik ke atas massa udara dingin.
Hujan frontal sering terjadi di daerah lintang sedang.
3.
Hujan Sinklonal. Hujan yang terjadi karena udara panas naik dan
disertai angin siklon. Hujan siklonal terjadi di daerah sedang.
4.
Hujan Musim. Hujan yang terjadi karena angin muson yang
lembab naik ke darat atau pegunungan.
Angin
§
Angin:
udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi → rendah. Alat pengukur
kecepatan angin: anemometer.
§
Hukum
Buys Ballot: Angin bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke daerah
bertekanan udara minimum. di belahan bumi utara angin dibelokkan ke kanan dan
di belahan bumi selatan, angin dibelokkan ke kiri. Penyimpangan ini disebabkan
oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) yang disebut gaya coriolis.
§
Gerakan
udara, ada 3 (tiga), yaitu (1) konveksi adalah perpidahan udara secara
vertikal, (2) adveksi, adalah gerakan udara secara horizontal dan (3)
turbulensi, adalah gerakan udara yang tidak teratur.
§
Jenis-jenis
angin :
0.
Angin Pasat : Angin yang berhembus terus-menerus dari
maksimum subtropik utara dan selatan menuju khatulistiwa dan berbias menurut
hukum Buys Ballot.
1.
Angin Muson : Angin yang berganti arah setiap enam bulan
sekali.
2.
Angin darat, laut, gunung, lembah :
§
Angin
darat, bertiup malam hari.
§
Angin
laut, bertiup siang hari.
§
Angin
gunung, bertiup malam hari.
§
Angin
lembah bertiup siang hari.
3.
Angin fohn : angin yang tidak menganduang uap air,
sehingga panas dan kering, contoh: Angin gending di Probolinggo dan Pasuruan,
Angin bohorok di Deli Serdang, Angin brubu di Sulawesi Selatan, Angin kumbang
di Cirebon, dan Angin Wambrau di Pulau Biak dan Papua.
Tekanan udara
§
Tekanan
udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara (karena beratnya) kepada setiap
luas 1 cm2 bidang datar di permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat pengukur
tekanan udara disebut barometer. Semakin tinggi tempat semakin kecil tekanan udaranya.
Penyinaran matahari
§
Penyinaran
matahari: intensitas sinar matahari yang jatuh ke bumi. Alat pengukur besarnya
penyinaran matahari disebut solarimeter.
Awan
§
Udara
di sekeliling kita banyak mengandung uap air. Tidak terhitung banyaknya
gelembung udara yang terbentuk oleh busa laut secara terus-menerus dan
menyebabkan partikel-partikel air terangkat ke langit. Partikel-partikel yang
disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan
selanjutnya akan membentuk titik-titik air. Selanjutnya aerosol ini naik ke
atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang lebih tinggi,
maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya mengembun. Kumpulan
titik-titik air hasil dari uap air dalam udara yang mengembun inilah yang terlihat
sebagai awan. Makin banyak udara yang mengembun, makin besar awan yang
terbentuk.
Jenis-jenis
awan berdasarkan ketinggiannya dapat dilihat pada gambar berikut.
- Penggolongan Iklim
- Iklim Menurut Garis Lintang
- Iklim tropis = 0o–23½o LU/LS
- Iklim subtropis = 23½o LU/LS – 35o LU/LS
- Iklim sedang = 35o LU/LS – 66½o LU/LS
- Iklim dingin (kutub) = 66½o LU/LS – 90o LU/LS
- Iklim Koppen
§
Iklim
A = iklim hujan tropis: Suhu rata-rata bulan di atas 18oC dan Hujan tahunan
tinggi. Terbagi atas:
1. Iklim Af = iklim hujan
hutan tropis.
2. Iklim Am = iklim muson.
3. Iklim Aw = iklim sabana.
§
Iklim
B = iklim kering: tidak ada surplus air dan tidak dijumpai sungai permanen.
Terbagi atas:
1. Iklim Bs = iklim stepa
2. Iklim Bw= iklim gurun
§
Iklim
C = iklim hujan sedang: Bulan terdingin suhu rata-rata di bawah 10oC, tetapi di
atas (–3oC) dan Sekurang-kurangnya satu bulan suhu rata-rata di atas 10oC.
Terbagi atas:
1.
Iklim
Cw = iklim hujan sedang (musim dingin yang kering).
2.
Iklim
Cf =iklim hujan sedang, basah sepanjang tahun.
3.
Iklim
Cs =iklim hujan sedang, panas yang kering.
§
Iklim
D = iklim hujan bersalju dingin: Suhu rata-rata pada bulan terdingin di bawah
–3oC dan Suhu rata-rata bulan terpanas di atas 10oC. Terbagi atas:
1.
Iklim
Df = iklim hujan bersalju, basah sepanjang tahun.
2.
Iklim
Dw= iklim hujan bersalju, musim kering dingin.
§
Iklim
E = iklim kutub (es): Suhu rata-rata pada bulan terpanas di atas 10oC. Terbagi
atas:
1. Iklim ET = iklim tundra
(lumut).
2. Iklim EF = iklim es
abadi.
3. Iklim EH = iklim daerah
tinggi (lebih dari 300 m).
§
Penyebaran
tipe iklim Koppen
1.
Iklim
Af =Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya.
2.
Iklim
Am = Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kepulauan Arum,
Kepulauan Kai dan Irian Jaya bagian selatan.
3.
Iklim
Aw = sebagian Jawa Tengah bagian timur Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
4.
Iklim
Cf = Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.
5.
Iklim
Cw = di pegunungan-pegunungan Jawa Timur dan Irian Jaya.
6.
Iklim
D = di pegunungan salju Iran Jaya.
7.
Iklim
E = di Irian Jaya dan puncak-puncak gunung tinggi.
Iklim Menurut Junghuhn
§
Junghuhn
membagi daerah pegunungan di Jawa menjadi 4 daerah:
1.
Zona
panas = 0–650 m. Jenis vegetasi : jagung, padi, kelapa dan tebu.
2.
Zona
sedang = 650–1500 m. Jenis vegetasi: sayur-sayuran, buah-buahan, kopi, kina,
teh tembakau, coklat.
3.
Zona
sejuk= 1500–2500 m. Jenis vegetasi : pinus dan cemara.
4.
Zona
dingin = lebih dari 2500. Jenis vegetasi : lumut.
§
Klasifikasi
iklim menurut Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat dan vegetasi.
Klasifikasi Menurut Schmidt-Ferguson
§
Pada
tahun 1951 Schmidt-Ferguson mengadakan pembagian iklim di Indonesia berdasarkan
sifat basah dan keringnya bulan (curah hujan). Dalam pembagian iklim digunakan
simbol huruf A-H.
1. Bulan kering = bulan
yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm.
2. Bulan lembab= bulan yang
rata-rata curah hujannya antara 60–100 mm.
Bulan
basah = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm.
- Iklim Fisis
- Iklim fisis ialah iklim suatu daerah yang dipengaruhi oleh:
- Permukaan bumi.
- Angin panas dan dingin.
- Arus panas dan dingin.
- Relief bumi.
- Perubahan Iklim Global dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
- Adanya perubahan kondisi iklim dunia terutama meningkatnya temperatur di bumi salah satunya disebabkan oleh aktivitas manusia yang berupa meningkatnya kadar CO2 karbondioksida sebagai hasil pembakaran fosil (sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, di samping CO2, unsur kimia yang dapat menyebabkan terjadinya green house effect (efek rumah kaca) yaitu: chloroflorocarbons (CFC), methane (CH4), nitrous oksida (N2O), ledakan nuklir dan ledakan gunung api.
- Dampak perubahan iklim global:
1. Menaikkan suhu permukaan
bumi.
2.
Permukaan
air laut naik.
3.
Kutub
utara dan kutub selatan mencair.
4.
Banjir
di daerah pantai.
5.
Adanya
penyusupan air asin ke dalam air tanah dan sungai.
B. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
C. Klasifikasi Iklim
1. Klasifikasi Iklim Schmidt Ferguson
Pada
postingan kali ini akan dijelaskan mengenai klasifikasi iklim menurut Schmidt
Ferguson. Schmidt Ferguson mengkasifikasikan iklim berdasarkan ukuran bulan
basah, bulan lembab dan bulan kering. Kriteria tersebut mengacu pada jumlah
curah hujan yang diterima setiap daerah.Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson
dikembangkan pada tahun 1950. Schmidt adalah guru besar dan pejabat
Direktur Lembaga Meteorologi dan Geofisika di Jakarta, sedangkan Ferguson
adalah seorang guru besar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas
Indonesia pada waktu itu. Mereka berdua membuat klasifikasi iklim ini dengan
alasan sistem klasifikasi yang telah dikenal seperti Koppen, Thornwaite dan
Thornwaite kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia khususnya mengenai teknik
menilai curah hujan.
Kriteria
yang digunakan untuk menentukan bulan basah, bulan lembab dan kering adalah
sebagai berikut :
Bulan
Basah (BB) : jumlah curah hujan lebih dari 100 mm/bulan.
Bulan
Lembab (BL) : jumlah curah hujan antara 60-100 mm/bulan.
Bulan Kering
(BK) : jumlah curah hujan kurang dari 60 mm/bulan
Schmidt dan Ferguson menentukan
BB, BL dan BK tahun demi tahun selama pengamatan, yang kemudian dijumlahkan dan
dihitung rata-ratanya. Penentuan tipe iklimnya mempergunakan tipe iklimnya
dengan mempergunakan nilai Q yaitu:
Q
= Banyak
Bulan Kering x 100%
Banyak Bulan Basah
Berdasarkan
besarnya nilai Q, maka tipe iklim Schmidt Ferguson digolongkan ke
dalam tipe berikut :
D. Pola Curah Hujan di Indonesia
E. Jenis-jenis Vegetasi Alam Menurut Iklim
F. Perubahan Iklim Global
BAB 6
DINAMIKA PERUBAHAN HIDROSFER
1. Pengertian Hidrosfer
Bumi tempat tinggal kita ini
merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang sebagian besar
permukaannya tertutup oleh air. Hampir tiga perempat permukaan bumi tertutup
oleh air, baik air yang ada di darat maupun yang ada di laut. Lapisan air yang
menutupi permukaan bumi kita ini disebut hidrosfer. Hidrosfer adalah
lapisan air yang menutupi permukaan bumi.
A. Siklus Air (Siklus
Hidrologi)
Jumlah air di bumi ini tetap, akibat adanya sinar
matahari terjadi siklus (daur) air.
Proses
terjadinya siklus air dapat Anda pelajari melalui uraian berikut:
a.
Siklus air pendek
Karena terjadi pemanasan oleh sinar
matahari, air di laut/lautan menguap, membubung di udara. Di udara uap air
mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter
suhu udara turun 0,65oC). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara
semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).
Uap air berubah menjadi butir-butir
air terkumpul menjadi awan atau mendung dan akhirnya jatuh ke permukaan
laut/lautan sebagai hujan.
b. Siklus air sedang
Uap air
yang berasal dari laut/lautan ditiup angin bergerak sampai di atas daratan
bergabung dengan uap air yang berasal dari sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan
benda-benda lainnya. Setelah encapai
ketinggian tertentu uap air berkondensasi membentuk butir-butir air terkumpul
menjadi awan dan jatuh di atas daratan sebagai hujan.
Air hujan yang jatuh di daratan
mengalir kembali ke laut melalui sungai, permukaan tanah dan melalui resapan di
dalam tanah.
c. Siklus air panjang
Uap
air yang berasal dari laut/lautan setelah sampai di atas daratan karena dibawa
angin bergabung dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, rawa,
tumbuh-tumbuhan dan bendabenda lainnya. Uap yang telah bergabung tersebut tidak
saja berkondensasi bahkan membeku, membentuk awan yang terdiri dari
kristal-kristal es. Kristal-kriatal es turun ke daratan sebagai salju, salju
mencair dan mengalir sebagai gletser kemudian akhirnya kembali lagi ke laut.
Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :
Unsur-unsur
|
Penjelasan
|
Evaporasi
|
penguapan dari badan air secara
langsung
|
Transpirasi
|
penguapan air yang terkandung
dalam tumbuhan
|
Respirasi
|
penguapan air dari tubuh hewan dan
manusia
|
Evapotranspirasi
|
perpaduan evaporasi dan
transpirasi
|
Kondensasi
|
proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai
hasil pendinginan
|
Presipitasi
|
segala bentuk curahan atau hujan
dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju
|
Infiltrasi
|
air yang jatuh ke permukaan tanah
dan meresap ke dalam tanah
|
Perkolasi
|
air yang meresap terus sampai ke
kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau groundwater
|
Run off
|
air yang mengalir di
atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut.
|
B.
Perairan Darat
1)
Air Tanah
Air
tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.
Penyebab perbedaan kedalaman air
tanah
1. Perbedaan topografi.
2. Perbedaan jenis tanah
3. Curah hujan.
Ada bermacam-macam jenis air tanah.
1) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu air tanah permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
Jenis air tanah
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Air
tanah permukaan (Freatik)
|
tanah yang terdapat di atas
lapisan tanah / batuan yang tidak tembus air (impermeable).
|
Air yang ada di sumur-sumur,
sungai, danau dan rawa
|
Air tanah dalam
|
air tanah yang terdapat di bawah
lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable).
|
Sumur bor atau artesis
|
2) Menurut asalnya air tanah dapat
dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air
tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
Jenis air tanah
|
Penjelasan
|
Air Vadose (meteoric)
|
air tanah berasal dari hujan dan
pencairan salju.
|
air tanah turbir
|
air tanah yang tersimpan di dalam
batuan sedimen
|
air tanah juvenil
|
air tanah yang naik dari magma
bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
|
Ada 4 wilayah air tanah yaitu:
1) Wilayah yang masih terpengaruh
udara.
Pada bagian teratas dari permukaan
bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi),
air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan
memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
2) Wilayah jenuh air.
Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman
sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan
musim.
3) Wilayah kapiler udara.
Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah
terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses
kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air.
4) Wilayah air dalam.
Wilayah
ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.
2).
Danau
Danau merupakan suatu daratan yang
cekung (basin) yang digenangi air yang cukup banyak. Air yang menggenangi danau
bisa berasal dari mata air, air tanah, air sungai yang berpelepasan atau
bermuara di danau tersebut atau bisa juga berasal dari air hujan.
Berdasarkan
proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau: Tektonik,
Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan.
Jenis Danau
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Tektonik
|
danau yang terjadi akibat adanya
peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault)
pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan
atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung
karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau.
|
danau Poso, danau Tempe, danau
Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan
danau Takengon di Sumatera.
|
Vulkanik
|
danau yang terdapat pada kawah
lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan
yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana.
Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.
|
Danau Kelimutu di Flores, Kawah
Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci
di Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.
|
Tektono-Vulkanik
|
danau yang terjadi akibat proses
gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi
meletus, sebagian tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot
membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah
danau.
|
danau Toba di Sumatera Utara
|
Karst
|
danau yang terdapat di daerah
berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan
batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga
terbentuklah danau.
|
Doline,
Uvala
|
Glasial
|
danau yang terjadi karena adanya
erosi gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan
yang dilewati sehingga terbentuk danau.
|
terdapat di perbatasan antara
Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.
|
Waduk atau Bendungan
|
danau yang sengaja dibuat oleh
manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan
listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi.
|
Saguling, Cirata dan Jatiluhur,
Darma di Jawa Barat,
|
3). Rawa
Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang
selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air
sungai maupun dari sumber mata air tanah.
Ada dua jenis rawa yaitu:
1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air
sehingga airnya selalu tergenang. Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu
pelepasan air sehingga airnya berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Airnya asam atau payau, berwarna
merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum.
Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
2) Karena airnya asam, maka tidak
banyak organisme (hewan maupun tumbuhtumbuhan) yang hidup.
3) Pada bagian dasar rawa umumnya
tertutup gambut yang tebal
Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian
memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
1) Airnya tidak terlalu asam.
2) Banyak organisme yang hidup seperti
cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon
rumbia dan lain-lain.
3) Dapat diolah menjadi lahan
pertanian.
Manfaat rawa bagi manusia, antara lain :
1) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok
dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman
seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
2) Dapat dijadikan daerah pertanian
pasang surut,
3) Sebagai lahan untuk usaha perikanan
darat, dan
4) Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
4). Sungai
Sungai
adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di
sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa
atau ke sungai yang lain.
Berdasarkan sumber
airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser
dan sungai campuran.
Jenis Sungai
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Sungai Hujan
|
Sungai yang airnya berasal dari
air hujan atau sumber mata air.
|
Sebagian besar sungai-sungai yang
ada di Indonesia
|
Sungai Gletser,
|
sungai yang airnya berasal dari
pencairan es.
|
Sungai Gangga di India (yang
berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di
Pegunungan Alpen)
|
Sungai Campuran
|
sungai yang airnya berasal dari
pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air.
|
sungai Digul dan sungai Mamberamo
di Papua (Irian Jaya).
|
Berdasarkan debit airnya (volume
airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai
periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
Jenis Sungai
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Sungai Permanen
|
sungai yang debit airnya sepanjang
tahun relatif tetap
|
sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan
Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
|
Sungai Periodik
|
sungai yang pada waktu musim hujan
airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
|
sungai Bengawan Solo, dan sungai
Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa
Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
|
Sungai Episodik
|
sungai yang pada musim kemarau
airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak.
|
Sungai Kalada di pulau Sumba
|
Sungai Ephemeral
|
sungai yang ada airnya hanya pada
saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis
episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu
banyak.
|
Berdasarkan arah alirannya, sungai
dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai
obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.
Jenis Sungai
|
Penjelasan
|
Sungai Konsekuen
|
sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah lereng awal
|
Sungai Subsekuen atau strike
valley
|
sungai yang aliran airnya
mengikuti strike batuan
|
Sungai Obsekuen
|
sungai yang aliran airnya
berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan
kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen
|
Sungai Resekuen
|
sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
|
Sungai Insekuen
|
sungai yang mengalir tanpa
dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
|
Berdasarkan struktur geologinya
sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden dan sungai sungai superposed.
Jenis Sungai
|
Penjelasan
|
Sungai Anteseden
|
sungai yang tetap mempertahankan
arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal
ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang
merintanginya.
|
Sungai Superposed
|
sungai yang melintang, struktur
dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
|
Berdasarkan pola alirannya sungai
dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial, dendritik, trellis, rektanguler dan
pinate).
Jenis Sungai
|
Penjelasan
|
Radial Sentripetal
|
pola aliran yang mengumpul menuju
ke pusat. Pola ini terdapat
di daerah basin (cekungan)
|
Radial sentrifugal
|
pola aliran yang menyebar
meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang
berbentuk kerucut
|
Dendritik
|
pola aliran yang tidak teratur.
Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran dari
anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah
dataran pantai.
|
Trellis
|
pola aliran yang menyirip seperti
daun. Aliran di daerah lipatan
|
Rektangular
|
pola . Aliran di°aliran
yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90 daerah patahan
|
Pinate
|
pola aliran di mana muara-muara
anak sungainya membentuk sudut lancip
|
Anular
|
pola aliran sungai yang membentuk
lingkaran. Mengalir melalui daerah berstruktur dome (kubah).
|
Bagian-bagian Sungai dan
Ciri-cirinya
Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi
tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
Bagian Sungai
|
Ciri-ciri
|
Hulu
|
· arusnya deras,
· daya erosinya besar,
· arah erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal.
· Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs),
· kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram
· tidak terjadi pengendapan.
|
Tengah
|
· arusnya tidak begitu deras,
· daya erosinya mulai berkurang,
· arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan
horizontal),
· palung sungai berbentuk U (konkaf),
· mulai terjadi pengendapan (sedimentasi)
· mulai terjadi meander atau lebih. °yaitu kelokan sungai yang mencapai
180
|
Hilir
|
· arusnya tenang,
· daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal),
· banyak terjadi pengendapan,
· sering terjadi meander
· di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta
palungnya lebar
|
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai sering disebut
dengan Drainage Area, atau Rivers basin atau Watershed.
DAS adalah daerah yang berada di
sekitar sungai, apabila terjadi turun hujan di daerah tersebut, airnya mengalir
ke sungai yang bersangkutan.
DAS merupakan daerah di sekitar
sungai tempat air hujan tertampung dan tempat di mana air hujan dialirkan ke
sungai tersebut. DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus.
Jenis DAS
|
Penjelasan
|
DAS gemuk
|
suatu DAS yang luas sehingga
memiliki daya tampung air yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya
cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi hujan deras.
|
DAS kurus
|
DAS yang relatif tidak luas
sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapan
airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.
|
Cara
menjaga kelestarian DAS antara lain tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal
DAS. Cara lainnya yaitu tidak mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat
pemukiman atau keperluan lainnya.
Kerusakan DAS
|
Dampak dari Kerusakan DAS
|
·
Lingkungan DAS
semakin bertambah gundul,
·
Di sekitar DAS
menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat.
|
·
air sungai meluap,
sering terjadi banjir,
·
akan terbentuk delta
sungai,
·
dataran pantai
(tempat bermuaranya sungai) bertambah luas.
|
C. Perairan Laut
Jenis Laut
Menurut cara terjadinya kita mengenal adanya laut
Transgresi, laut Ingresi dan laut Regresi.
Jenis Laut
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Laut Transgresi (laut yang meluas),
|
terjadi karena adanya perubahan
permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini
terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun,
sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini
terjadi pada zaman es.
|
laut Jawa, laut Arafuru dan laut
Utara
|
Laut Ingresi
|
laut yang terjadi karena adanya
penurunan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut
laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan
palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang
berbentuk bulat
|
palung Mindanau yang dalamnya
10.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang dalamnya
9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m (terdalam di dunia).
|
Laut Regresi
|
laut yang menyempit. Penyempitan
terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain)
yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di laut tersebut
|
Penyempitan laut banyak terjadi di
pantai utara pulau Jawa
|
Menurut letaknya, laut dibedakan menjadi tiga yaitu
laut tepi, laut pertengahan dan laut pedalaman.
Jenis Laut
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Laut tepi
(laut pinggir)
|
laut yang terletak di tepi benua
(kontinen) dan seolah-olah terpisah dari samudera luas oleh daratan
pulau-pulau atau jazirah.
|
Laut Cina Selatan dipisahkan oleh
kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina.
|
Laut pertengahan
|
laut yang terletak di antara
benua-benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau.
|
Tengah di antara benua Afrika-Asia
dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika dan laut-laut di
kepulauan Indonesia.
|
Laut pedalaman
|
laut-laut yang hampir seluruhnya
dikelilingi oleh daratan
|
Laut Kaspia, laut Hitam dan laut
Mati.
|
Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4
wilayah (zona) yaitu: zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal
dan zona Abysal.
Jenis Laut
|
Penjelasan
|
Zone Lithoral
|
wilayah pantai atau pesisir atau shore.
Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut
surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga
disebut wilayah pasang-surut.
|
Zone Epineritik
|
Laut-laut yang memiliki kedalaman
antara 0 – 50 meter. Banyak terumbu karang, padang lamun.
|
Zone Neritik
|
Laut yang memiliki kedalaman
antara 50 – 200 m. Merupakan zone laut tempat hidup banyak organism laut
karena sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut, sehingga memudahkan
tumbuhan laut melakukan fotosintesis.
|
Zone Bathial
|
Laut yang memiliki kedalaman
antara 200 – 2.000 m. Sudah mulai jarang organism laut
|
Zone Abbysal
|
Laut yang memiliki kedalaman
antara 2.000 – 5.000 m. sangat jarang organism laut. Tempat hidup predator
pemakan bangkau yang dapat memancarkan cahaya sendiri. Contoh ikan angler.
|
Zone Hadal
|
Laut yang memiliki kedalaman lebih
dari 5.000 m.
|
Cara Mengukur Kedalaman Laut
Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur
kedalaman laut yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading)
dan teknik Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading.
a. Teknik Bandul Timah Hitam
(dradloading)
Teknik
ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan bandul
timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali diturunkan hingga bandul
menyentuh dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah kedalaman
laut.
b. Gema duga atau Echo Sounder atau
Echoloading
Penggunaan
teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan bunyi
dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah peralatan yang dipasang
di dasar kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata 1600 meter per detik
sampai membentur dasar laut. Setelah membentur dasar laut bunyi dipantulkan
dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah peralatan yang juga dipasang di
dasar kapal. Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan
sebagai kedalaman laut.
Rumus untuk mencari kedalaman laut
melalui teknik gema duga adalah sebagai
d = ½ ( V x t)
|
berikut:
di mana d = kedalaman laut, V = kecepatan suara dalam
laut dan t = waktu
Misalnya diketahui waktu yang
diperlukan untuk perambatan bolak-balik (t) ada 4 detik dan kecepatan suara
dalam laut (V) = 1600 m/detik, maka kedalaman laut dapat dihitung sebagai
berikut:
d = ½ ( V x t)
d = ½ (1.600 x 4)
d= ½ x 6.400 m
d= 3.200 m
jadi kedalaman laut
adalah 3.200 m
Morfologi Dasar Laut
Seperti halnya bentuk muka bumi di daratan yang
beraneka ragam, bentuk muka bumi di lautan juga beragam. Bedanya bentuk muka
bumi di lautan tidak seruncing dan sekasar relatif di daratan. Keadaan ini
akibat dari erosi dan pengupasan olah arus laut.
Bentuk-bentuk muka bumi di lautan adalah sebagai
berikut :
1. Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai
dengan kedalaman kurang dari 200 meter, dengan kemiringan kira-kira 8,4 %.
Landas kontinen merupakan, dasar laut dangkal di sepanjang pantai dan menjadi
bagian dari daratan. Contohnya Dangkalan Sunda yang merupakan bagian dari Benua
Asia yang terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
2. Lereng benua (continental slope), merupakan kelanjutan dari continental shelf dengan
kemiringan antara 4 % sampai 6 %. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter.
3. Dasar Samudra (ocean floor), meliputi:
- Deep Sea Plain, yaitu dataran dasar laut dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 meter.
- The Deep, yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut (trog).
Pada ocean floor terdapat relief
bentukan antara lain:
Relief
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Gunung laut
|
gunung yang kakinya di dasar laut
sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah
pulau.
|
Gunung Krakatau.
|
Seamount
|
gunung di dasar laut dengan lereng
yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunya tinggi sampai 1
km atau lebih tetapi tidak sampai ke permukaan laut.
|
St. Helena, Azores da Ascension di
laut Atlantik.
|
Guyot
|
gunung di dasar laut yang
bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar
|
Banyak terdapat di lautan Pasifik.
|
Punggung laut
(ridge)
|
punggung pegunungan yang ada di
dasar laut.
|
punggung laut Sibolga.
|
Ambang Laut
|
pegunungan di dasar laut yang
terletak diantara dua laut dalam.
|
ambang laut sulu, ambang laut
sulawesi.
|
Lubuk laut (basin)
|
dasar laut yang bentuknya bulat
cekung yang terjadi karena ingresi.
|
dasar laut yang bentuknya bulat
cekung yang terjadi karena ingresi.
|
Palung laut (trog)
|
lembah yang dalam dan memanjang di
dasar laut terjadi karena ingresi
|
Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung
Mariana.
|
Gerak Air Laut
Gerakan air laut yaitu: arus laut,
gelombang laut, dan pasang surut air laut.
Arus laut
Arus laut
(sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ketempat lain baik
secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).
Faktor-faktor yang mempengaruhi arus
laut, antara lain :
1. Gaya coriolis, yaitu gaya yang
membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke
kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan.
2. Angin yang bertiup
3. Perbedaan kadar garam.
Nama-nama arus yang terdapat di
samudra-samudra :
a. Di Samudera Pasifik
Letak
|
Nama Arus
|
Penjelasan
|
Utara Khatulistiwa
|
Arus Khatulistiwa
Utara
|
arus panas yang mengalir menuju ke
arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong
oleh angin pasat timur laut.
|
Arus Kuroshio
|
lanjutan arus khatulistiwa utara
karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina, arahnya menuju ke utara.
Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari utara Kepulauan Filipina,
menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara
(terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin barat.
|
|
Arus Kalifornia
|
mengalir di sepanjang pesisir
barat Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini
merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan)
dan arus dingin.
|
|
Arus Oyashio
|
arus dingin yang didorong oleh
angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di
sebelah timur Kepulauan Jepang bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh
kuroshio). Di tempat pertemuaan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio
terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa
oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuaan arus panas Kuroshio yang
hangat dan tumbuh subur.
|
|
Selatan Khatulistiwa
|
Arus Khatulistiwa
Selatan
|
arus panas yang mengalir menuju ke
barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong
oleh angin pasat tenggara.
|
Arus Humboldt
atau Arus Peru
|
lanjutan dari sebagian arus angin
barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah
utara. Arus ini merupakan arus menyimpang serta didorong oleh angin pasat
tenggara dan termasuk arus dingin.
|
|
Arus Australia
Timur
|
merupakan lanjutan arus
khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari
arah utara ke selatan (sebelah timur Great Barrier Reef).
|
|
Arus Angin Barat
|
lanjutan dari sebagian arus
Australia timur yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30°- 40°LS) dan
sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat.
|
|
Di sepanjang garis khatulistiwa
|
Arus pengisi/arus perata disebut “arus
kompensasi”
|
Arus Khatulistiwa Utara dan Arus
Khatulistiwa Selatan setelah bergerak,meninggalkan tempat yang tinggi airnya
lebih rendah dari sekitarnya, sehingga segera tempat ini diisi oleh aliran
air laut baru yang membentuk arus. Contohnya adalah Arus Sungsang Khatulistiwa,
yang mengalir sepanjang garis khatulistiwa ke timur dan merupakan arus panas.
|
b. Di Samudera Atlantik
Letak
|
Nama Arus
|
Penjelasan
|
Utara Khatulistiwa
|
Arus Khatulistiwa
Utara
|
arus panas yang mengalir menuju ke
arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong
oleh angin pasat timur laut.
|
Arus Teluk
Gulfstream
|
arus menyimpang yang segera
diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus
khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan)
semula masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini
melalui Selat Florida(sebagai Arus Florida).
|
|
Arus Tanah Hijau
Timur atau Arus Greenland Timur,
|
arus dingin yang mengalir dari
laut Kutub Utara ke selatan menyusur pantai timur Tanah Hijau. Arus ini
didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub).
|
|
Arus Labrador
|
berasal dari laut Kutub Utara yang
mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh
angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya membawa “gunung es”
yang ikut dihanyutkan.
|
|
Arus Canari
|
arus menyimpang dan termasuk arus
dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya
setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai
barat Afrika Utara.
|
|
Selatan Khatulistiwa
|
Arus Khatulistiwa
Selatan
|
arus panas yang mengalir menuju ke
barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong
oleh angin pasat tenggara.
|
Arus Brazilia
|
lanjutan dari sebagian arus angin
barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan
(khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus
panas.
|
|
Arus Benguela
|
lanjutan dari sebagian arus angin
barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan.
Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus
Khatulistiwa Selatan.
|
|
Arus Angin Barat
|
lanjutan dari sebagian arus
Brazilia yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30°- 40°LS) dan sejajar
dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus
dingin.
|
c. Di Samudera Hindia
Letak
|
Nama Arus
|
Penjelasan
|
Utara Khatulistiwa
|
Arus Musim Barat
Daya
|
arus panas yang mengalir menuju ke
timur menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan
didorong oleh angin musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab
mendapa hambatan dari gerakan angin pasat timur laut.
|
Arus Musim Timur
Laut
|
arus panas yang mengalir menuju ke
barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan
didorong oleh angin musim timur laut.
|
|
Selatan Khatulistiwa
|
Arus Khatulistiwa
Selatan
|
arus panas yang mengalir menuju ke
barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus
Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini
ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
|
Arus Maskarena
dan Arus Agulhas,
|
arus menyimpang dan merupakan arus
panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa
Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau
Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri
pantai Pulau Madagaskar Barat.
|
|
Arus Angin Barat
|
lanjutan dari sebagian arus angin
barat, yang mengalir ke arah utara menyusur pantai barat Benua Australia.
Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya
kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.
|
Peta Arus Laut Dunia
Gelombang laut
Gelombang
laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita
amati. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai
berikut :
“Jika ada dua massa benda yang
berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang
gerakannya akan terbentuk gelombang”.
Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
a. Karena angin.
Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu
arah gelombang sesuai dengan arah angin.
b. Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadib hempasan dan
pecah. Air yang pacah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh
karena itu arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang
c. Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa
terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/pergeseran
kulit bumi di dasar laut.
Gerakan permukaan gelombang dapat dikelompokan
sebagai berikut:
Gerakan permukaan
|
Penjelasan
|
Gerak osilasi
|
gerak gelombang akibat molekul air
bergerak melingkar. Gerak osilasi biasanya terjadi di laut lepas, yaitu pada
bagian laut dalam. Adanya gelombang dibangkitkan oleh kecepatan angin,
lamanya angin bertiup, luas daerah yang ditiup angin (fetch), dan kedalaman
laut. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang
akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.
|
Gerak translasi
|
gelombang osilasi yang telah pecah
lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang
tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan
lembah yang kemucian dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan
untuk olah raga surfing.
|
Gerak swash dan back swash
|
berbentuk gelombang telah
menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika
kembali disebut back swash
|
Pasang Surut (Ocean Tide)
Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan
air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap
bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi:
Dua benda akan terjadi saling tarik
menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya.
Berdasarkan hukum tersebut berarti
makin besar/jauh jaraknya makin kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke
matahari lebih jauh dari pada ke jarak bulan, maka pasang surut permukaan air
laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.
Ada dua macam pasang surut.
1)
Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut
tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender
bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama).
2)
Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut
terendah (kecil). Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan.
Pada kedua tanggal tersebut posisi Matahari - bulan - B u m i membentuk sudut
900. Gaya tarik Bulan dan Matahari terhadap Bumi berlawanan arah
sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah
pasang terendah (rendah).
Terjadinya
peristiwa pasang surut permukaan air laut sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia, antara lain: untuk kepentingan penelitian, usaha pertambakan,
kepentingan militer misalnya untuk mengatur pendaratan pasukan katak, sumber
energi listrik, usaha pertanian lahan pasang surut.
B. Kualitas Air Laut
Air Laut dipermukaan bumi dapat
dibedakan antara wilayah laut yang satu dengan wilayah laut yang lain.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari suhu, kecerahan, dan salinitas.
1. Suhu air laut
Keadaan
suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut proses insolation. Pemanasan di daerah
tropik/khatulistiwa akan berbeda dengan hasil pemanasan di daerah lintang
tengah atau kutub. Oleh karena bentuk bumi bulat, di daerah tropis sinar
matahari jatuh hampir tegak lurus, sedangkan di daerah kutub umumnya menerima
sinar matahari dengan sinar yang condong. Sinar jatuh condong bidang jatuhnya
akan lebih luas dari pada sinar jatuh tegak. Selain oleh kemiringan sinar
jatuh, di daerah kutub banyak sinar dipantulkan kembali ke atmosfer sehingga
semakin menambah dingin keadaan suhu di daerah kutub.
Namun
walaupun di daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis memiliki suhu
air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis. Hal ini karena
faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan
dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan
nilai kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang
tinggi tidak diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih
panas.
Berdasarkan kedalamannya, sinar
matahari banyak diserap oleh lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200
– 1000 meter suhu turun secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa
mencapai suhu kurang dari 2°C.
Pola suhu di perairan laut pada
umumnya:
a. Makin ke
kutub makin dingin.
Pada permukaan samudera, umumnya
dari khatulistiwa berangsur-angsur dingin sampai ke laut-laut kutub, di khatulistiwa ± 28° C,
pada laut-laut kutub antara 0° sampai 2° C.
b. Makin ke bawah makin dingin
Panas matahari hanya berpengaruh di
lapisan atas saja. Di dasar samudera rata-rata 2° C (juga di dasar samudera
daerah tropik). Sebab yang utama adalah karena air dingin yang berasal dari
daerah kutub mengalir kearah khatulistiwa.
2.
Kecerahan Air Laut
Kecerahan
air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen
yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari
yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang
dibandingkan dengan air laut jernih. Air laut juga menampakan warna yang
berbeda-beda tergantung pada zatzat organik maupun anorganik yang ada.
Ada beberapa warna-warna air laut karena beberapa
sebab:
Warna air laut
|
Penyebab
|
Biru
|
sinar matahari yang bergelombang
pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.
|
Kuning
|
dasarnya terdapat lumpur kuning,
misalnya sungai kuning di Cina.
|
Hijau
|
adanya lumpur yang diendapkan
dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya
planton-planton dalam jumlah besar.
|
Merah
|
banyaknya binatang-binatang kecil
berwarna merah atau ganggang merah
yang terapung-apung.
|
Ungu
|
adanya organisme kecil yang
mengeluarkan sinar fosfor seperti di laut ambon.
|
Hitam
|
di dasarnya terdapat lumpur hitam
seperti di laut hitam
|
Putih
|
permukaannya selalu tertutup es
seperti di laut kutub utara dan selatan.
|
3. Salinitas Air Laut
Salinitas
atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam gram) yang terdapat dalam
1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan ‰ atau perseribu.
Salinitas
umumnya stabil, walaupun di beberapa tempat terjadi fluktuasi. Laut Mediterania
dan Laut Merah dapat mencapai 39 ‰ – 40 ‰ yang disebabkan banyak penguapan,
sebaliknya dapat turut dengan drastis jika turun hujan.
Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat
tergantung kepada faktor-faktor berikut :
a. Penguapan,
makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya
tinggi.
b. Curah hujan,
makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut
itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun
salinitas akan tinggi.
c. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara
ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah.
Organisme Laut
Banyak organism yang terdapat di
laut, organisme laut dibagi dalam jenis-jenis Plankton, Nekton dan Bentos.
Organisme Laut
|
Penjelasan
|
Plankton
|
Plankton terdiri dari dua jenis yaitu fitoplankton
(golongan tumbuh-tumbuhan) dan zooplankton (golongan hewan).
1) Fitoplankton, adalah tumbuh-tumbuhan air yang
berukuran kecil, ia melayanglayang di air merupakan organisme laut yang
menjadi makanan utama bagi ikan-ikan laut berukuran sedang dan kecil. Ia
mampu memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Contoh plankton
ini yaitu Alga merah banyak terdapat di Laut Merah, Alga biru banyak terdapat
di Laut Tropik, Dinophysis, Navicula
dan lain-lain.
2) Zooplankton, adalah sebuah koloni (kelompok)
yang terdiri dari berbagai-jenis hewan kecil yang sangat banyak jumlahnya.
Contoh zooplankton misalnya Copepoda, Tomopteris, Arrow Wori, Jelly Fish
(ubur-ubur) dan Crustace.
Di samping menjadi makanan utama
ikan, tumpukan bangkai plankton di laut dangkal juga merupakan bahan dasar
bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami
proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
|
Nekton
|
Nekton adalah hewan-hewan laut
yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan-ikan laut, reptil
laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain.
|
Bentos
|
Bentos adalah organisme yang hidup
di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Bentos dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu
1) Bentos sesil adalah organisme
dasar laut yang tidak bergerak contoh terumbu karang, koral, dll,
2) Bentos vagile adalah organisme
dasar laut yang bergerakBeberapa contoh
kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut dan lain-lain.
|
Pembagian wilayah perairan laut di
Indonesia
Ada tiga
hal yang akan dikupas dalam masalah ini yaitu Batas Laut Nusantara, Batas
Landas kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusive (ZEE).
Tentang
batas perairan suatu negara telah disepakati oleh negara-negara yang tergabung
dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sesuai dengan hasil Konferensi Hukum
Laut Internasional yang telah disepakati, Indonesia memiliki tiga batas wilayah
laut yaitu Batas Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE).
Wilayah Laut
|
Penjelasan
|
Batas Laut Teritorial
|
Laut Nusantara merupakan laut yang
berada di antara pulau-pulau yang dibatasi oleh garis dasar pulau tersebut.
Sedangkan Batas Laut Teritorial merupakan batas kedaulatan penuh negara
Indonesia artinya negara-negara lain tidak diperbolehkan memasuki wilayah ini
tanpa izin negara kita. Namun demikian Indonesia juga menyediakan jalur
pelayaran sebagai prasarana lalu lintas damai. Di jalur ini Indonesia
mempunyai hak penuh untuk memanfaatkan sumberdaya yang terkandung di
dalamnya.
Batas Laut Teritorial ini ditarik
sejauh 12 mil laut dari garis pantai yang terjauh menjorok ke laut (1 mil
laut = 1,852 km).
|
Batas Landas Kontinen
|
menentukan apakah dasar laut
merupakan kelanjutan dari suatu benua, biasanya dilihat dari struktur batuan
pembentuknya (kondisi geologi). Yang paling mudah diamati, landas kontinen
memiliki kedalaman tidak boleh lebih dari 150 meter.
Sedangkan Batas Landas Kontinen
merupakan batas dasar laut yang sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara
yang bersangkutan. Batas Landas Kontinen diukur dari garis dasar ke arah luar
paling jauh 200 mil laut.
Jika terdapat 2 negara yang
berdampingan dalam satu landas kontinen dengan jarak yang kurang dari 200
mil, maka untuk menentukan batas landas kontinen bagi kedua negara tersebut
dilakukan dengan cara membagi dua wilayah tersebut yang sama jauhnya dari
garis pantai masing-masing.
Negara kita terletak pada 2 landas
kontinen (landas kontinen Asia di bagian barat dan landas kontinen Australia
di bagian timur), maka baik batas Indonesia dengan Malaysia dan Thailand (di
bagian barat) serta Indonesia dengan Australia (di bagian timur) keduanya
menggunakan Batas Landas Kontinen.
Batas Landas Kontinen Indonesia
dengan Malaysia dan Thailand di selat Malaka, Batas Landas Kontinen Indonesia
dengan Australia di selat Arafuru. Indonesia memiliki hak penuh untuk
mengelola sumber alam yang terkandung di dasar laut yang masih dalam wilayah
Batas Landas Kontinen dengan tetap menghormati dan tanpa mengganggu jalur
lalu lintas pelayaran damai.
|
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
|
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
adalah daerah-daerah yang berbatasan dengan laut bebas seperti sebelah
selatan pulau Jawa dan sebelah barat pulau Sumatera yang berbatasan dengan
Samudera Hindia atau Maluku Utara yang berbatasan dengan Samudera Pasifik.
ZEE diukur sejauh 200 mil laut
dari garis pantai yang paling jauh menjorok ke laut (garis dasar). Di wilayah
ini Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang pertama untuk mengelola sumber
daya alam yang terdapat di dalamnya dengan tanpa mengganggu jalur lalu lintas
damai yang terdapat di wilayah tersebut.
Di luar ZEE adalah laut bebas yang
siapapun boleh memanfaatkannya sepanjang ia mampu.
|
Save The Earth for Our Children!
2
May 14th, 2013
May 14th, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar