Rabu, 06 November 2013

TEORI ASAL-USUL TATA SURYA


TEORI NEBULA
Teori Nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga terbentuk.

Kelebihan teori kabut/Teori Nebula:  Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet mengelilingi matahari hampir datar. 

Kelemahan teori kabut/Teori Nebula:
1.      James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet.
2.      F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling besar.


TEORI PLANETESIMAL
Teori ini berpendapat bahwa sebelumnya Matahari telah terlebih dahulu ada di langit, namun suatu waktu melintas sebuah bintang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan Matahari maupun bintang itu sehingga sebagian dari massa Matahari tertarik ke arah bintang mirip lidah raksasa. Pada saat bintang itu menjauhi Matahari, sebagian dari massa yang tertarik itu kembali jatuh ke permukan matahari, dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar Matahari menjadi planet-planet, dan benda langit lainnya.
Kelebihan teori Planetesimal: Di akui oleh para ahli.
Kelemahan/kejanggalan : 
1.      Karena suhu yang sangat tinggi dari bagian matahari maka gas-gas yang dihembuskan matahari akan terpancar ke seluruh angkasa dengan ledakan bebas dan bukan memadat menjadi planet-planet.
2.      Semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah bintang tidak berputar mengelilingi matahari, tetapi lebih mungkin melayang bebas di angkasa.


TEORI BINTANG KEMBAR
Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956. Hipotesis ini menyatakan bahwa :
pada awalnya tata surya berupa dua bintang yang berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan. Dari kedua bintang tersebut, dengan salah satunya belum stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan akhirnya bintang tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai bergerak mengelilinginya. Karena adanya gaya gravitasi serpihan yang letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya membentuk planet, dan terbentuklah susunan tata surya.
Kelebihan teori Bintang Kembar : Diterima oleh para ahli lainnya.  Sekarang ini banyak ditemukan bintang ganda atau bintang ekor.
Kelemahan teori Bintang Kembar : berdasarkan analisis matematis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler dalam sistem tatasurya yang ada sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang.
TEORI PASANG SURUT
Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891), mengemukakan teori pasang surut, teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Mereka mengemukakan bahwa :
Setelah bintang yang mendekat itu berlalu, massa matahari yang lepas membentuk benda menyerupai cerutu yang terbentang ke arah bintang. Karena bintang yang bergerak makin jauh, maka massa cerutu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar matahari. Gumpalan-gumpalan gas membeku dan terbentuklah planet-planet.
Kelebihan Teori Pasang Surut: banyak diterima oleh para astronom karena teori ini dapat dilogika secara alamiah. Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari. Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian mengelilingi Matahari dan membentuk planet dg ukuran yg teratur, dari Mars sampai Merkurius dan Jupiter sampai Neptunus ukurannya mengecil.

Kelemahan/kejanggalan Teori Pasang Surut :
- Oleh karena materi matahari yang terlepas berupa gas panas maka sangat sulit untuk memadat, mendingin, dan berputar dengan orbit yang teratur. 
- Kemungkinan berpapasan dengan bintang sangat kecil. 
- Astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang terjadi itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut. 

1 komentar: